Rabu, 28 November 2012

Makalah Inovasi Pendidikan


SEKOLAH UNGGUL SEBAGAI LANGKAH STRATEGIS DALAM INOVASI PENDIDIKAN DI INDONESIA

Makalah,

Diajukan sebagai salah satu tugas Ujian Tengah Semester (UTS) pada Mata Kuliah Inovasi Pendidikan IPS dengan Dosen Pengampu                                                   Prof. Dr. H. Aim Abdul Karim, M. Pd.












Oleh :
Yosep Mardiana, S. Hum : 1107152




SEKOLAH PASCA SARJANA (SPS)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2012

KATA PENGANTAR


            Puji dan syukur marilah kita panjatkan ke khadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat kepada kita semua. Shalawat dan salam semoga terlimpah curah kepada junjungan alam kita semua, sang reformer Islam, yang telah membawa Islam dari zaman kegelapan kepada zaman yang terang-benderang, yaitu habibanna wanabiyana Muhammad SAW.
            Pada kesempatan kali ini alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Untuk itu penulis mengucapakan terima kasih kepada:
  1. Ibunda dan Ayahanda yang telah memberikan  do’a dan restunya untuk senantiasa berjuang dan belajar menempuh cita-cita yang akan dihadapi.
  2. Prof. Dr. H. Aim Abdul Karim, M. pd. sebagai Dosen Mata Kuliah Inovasi Pendidikan, yang senantiasa memberikan masukan dan dukungannya sehingga makalah ini dapat selesai.
  3. Teman-teman dan sahabat-sahabat yang senantiasa memberikan motivasi dan spirit, baik moril maupun materil.
Akhir kata penulis mohon maaf jika dalam penyajian penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekeliruan. Terima kasih atas segala perhatiannya dan mudah-mudahan ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan yang ada di Indonesia pada khususnya dan dunia pada umumnya. Amiin.


Bandung, 02 Mei 2012

Penulis










DAFTAR ISI


KATAPENGANTAR.……………………………………………………........  i
DAFTAR ISI………………………………………………………………….....................            ii
BAB I PENDAHULUAN..………………………………………………….....  1
1.1. Latar Belakang Masalah..……………….……………………………...    1
1.2. Rumusan Masalah....……………………………………………….......    2
1.3. Tujuan Pembahasan.…...………………………………….....................    3
1.4. Manfaat Pembahasan ......………………………………………………   3
1.5. Prosedur Pemecahan Masalah ......……………………………………..    4
1.6. Sistematika Uraian…..……………………………………………….....   4

BAB II PEMBAHASAN………………..……………………………………..   5

2.1. Pengertian Sekolah Unggul………………………………....……….....    5
2.2. Konseptualisasi Sekolah Unggul...……………………….....……….....    7
2.3. Tujuan dan Kedudukan Sekolah Unggul…...……………….……….....   7
2.4. Karakteristik Sekolah Unggul……...…………………….....……….....    8
2.5. Kurikulum Sekolah Unggul……………...……………….....……….....   12
2.6. Analisa Sekolah Unggul…………….………...………….....……….....    13
2.7. Contoh Sekolah Unggul Nasional….……………….....……….............    15
BAB III KESIMPULAN……….………………………………….…………..  21

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN


1.1.  Latar Belakang Masalah
Globalisasi yang semakin meluas dalam berbagai bidang, membuat kehidupan semakin kompetitif. Secara positif dampak dari perkembangan ini akan mendorong individu untuk terus berpikir meningkatkan kemampuan dan keterampilannya guna mencapai kehidupan yang lebih baik. Untuk memenuhi harapan ini maka penguasaan ilmu dan teknologi tidak lagi menjadi angan-angan, tetapi sudah diwujudkan dalam kehidupan, malah menjadi kebutuhan bagi setiap manusia. Meningkatnya ilmu telah membuka jalan ke arah berbagai penemuan yang memberikan faedah bagi kehidupan manusia. Di samping itu, ilmu dapat pula dimanfaatkan untuk menemukan diri sebagai makhluk Allah Yang Mahaesa; menemukan kepada siapa kita harus bertaqwa.
Untuk menghasilkan manusia yang taqwa, terampil, dan berpengetahuan, maka pendidikan merupakan alat utama dan strategis. Pendidikan merupakan cara terbaik untuk membimbing perkembangan manusia; mengantisipasi masa depan yang lebih baik. Ada empat potensi dari signifikansi pendidikan terhadap masa depan, yaitu sebagai berikut.
1.      Pendidikan adalah satu cara yang mapan untuk memperkenalkan para pelajar pada keputusan sosial yang timbul.
2.      Pendidikan dapat dipakai untuk menanggulangi masalah sosial tertentu.
3.      Pendidikan telah memperlihatkan kemampuan yang meningkat untuk menerima dan mengimplementasikan alternatif-alternatif baru.
4.      Pendidikan merupakan cara terbaik yang dapat ditempuh masyarakat untuk membimbing perkembangan manusia.
Adapun profesi pendidik dengan tugas dan fungsi kerasulan-kewahyuan adalah sebagai berikut.
1.      Membimbing generasi muda untuk menemukan jati dirinya dalam peran sebagai khalifah di muka bumi.
2.      Membimbing ke arah pencerahan dan jalan lurus.
3.      Membangun peradaban manusia.
Kesadaran tentang pentingnya pendidikan telah mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap setiap gerak langkah dan perkembangan dunia pendidikan. Pendidikan merupakan satu upaya dalam meningkatkan kualitas hidup manusia yang pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia menjadi lebih baik.
UUD 1945 pada pasal 31 mengamanatkan sebagai berikut: (1) Setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan; (2) Setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah waib membiayainya; serta (3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu system pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlaq mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. (UUD RI 1945).
Dalam UUSPN No 20 tahun 2003 pasal 3 dipertegas bahwasanya :
“Pendidikan nasional Indonesia berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. (UUSPN. No 20/2003: 7)
Akan tetapi pada kenyataannya, dalam memenuhi amanat Undang-Undang tersebut bukanlah suatu upaya yang sederhana, melainkan memerlukan upaya perbaikan dan peningkatan, sejalan dengan semakin tingginya kebutuhan dan tuntutan kehidupan masyarakat.
Apalagi pada masa sekarang ini manusia dituntut untuk tahu banyak (knowing much), berbuat banyak (doing much), mencapai keunggulan (being exellence), menjalin hubungan dan kerja sama dengan orang lain (being sociable), serta berusaha memegang teguh nilai-nilai moral (being morally). Manusia “unggul, bermoral, dan pekerja keras” inilah yang menjadi tuntunan dari masyarakat global. (Nana Syaodih dkk, 2006: 6).
Hal ini mendorong para pengelola pendidikan untuk berlomba-lomba dalam memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut dengan membangun sekolah yang mandiri dan unggul dalam mendidik inputnya. Apalagi dengan adanya desentralisasi pendidikan maka para pengelola mempunyai kewenangan lebih menentukan tujuan dan manajemen yang diberlakukan dilembaganya.

1.2.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas oleh pemakalah antara lain mencakup:
a.         Pengertian sekolah unggul?
b.        Bagaimana konseptualisasi sekolah unggul?
c.         Bagimana tujuan dan kedudukkan sekolah unggul?
d.        Bagiamana karakteristik sekolah unggul?
e.         Bagaimana kurikulum sekolah unggul?
f.         Bagaimana analisa sekolah unggul?

1.3.  Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pembahasan dari tema makalah ini adalah:
a.         Untuk mengetahui pengertian sekolah unggul.
b.         Untuk mengetahui konseptualisasi sekolah unggul.
c.         Untuk mengetahui tujuan dan kedudukkan sekolah unggul.
d.        Untuk mengetahui karakteristik sekolah unggul.
e.         Untuk mengetahui kurikulum sekolah unggul.
f.          Untuk mengetahui analisa sekolah unggul.

1.4.  Manfaat Pembahasan
            Pembahasan makalah ini merupakan upaya memberikan pemahaman komprehensif mengenai sekolah unggul sebagai langkah strategis dalam inovasi pendidikan di Indonesia. Hasil pembahasan ini diharapkan memberikan manfaat dan signifikansi sebagai berikut:
a.       Secara akademik
     Memberikan kontribusi pemikiran dalam diskursus dan wacana mengenai inovasi pendidikan di Universitas Pendidikan Indosnesia (UPI) Bandung, khususnya bagi SPS Prodi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) dan umumnya bagi khalayak yang senantiasa konsentari melihat potret pendidikan yang berkembang akhir-akhir ini di Negara Indonesia. 
b.        Secara Teoritis
     Pembahasan ini memperkaya khazanah keilmuan bagi segenap para pembaca tentang inovasi-inovasi yang harus dikembangkan dalam pendidikan di Indonesia pada khususnya dan dunia pada umumnya, yang berorientasi dari konsep-konsep, generalisasi serta teori yang berkembang di dunia pendidikan. Dengan demikian, pembahasan ini akan lebih memperkaya pengetahuan dan wawasan para pembaca tentang “inovasi pendidikan” yang ada di Indonesia akhir-akhir ini.


c.    Secara praktis
Dapat dijadikan sebagai bahan, ide, insfirasi dan strategi dalam hal pengembangan pendidikan yang ada di Negara Indonesia, sekaligus sebagai langkah konkrit untuk meningkatkan tingkat pendidikan di Negara ini supaya senantiasa mempunyai warga negara yang mempunyai kompetensi unggul dalam menempuh kehidupan sehari-hari dan sebagai bekal untukm para generasi penerus bangsa di masa yang akan datang. 
    
1.5.  Prosedur Pemecahan Masalah
Pada prosedur pemacahan masalah digunakan teknik pengumpulan data studi kepustakaan yang merupakan pengkajian literatur yang digunakan untuk memecahkan permasalahan. Maka pada teknik pengumpulan data ini dibutuhkan penguasaan teori, prinsip, konsep dan hukum-hukum yang berhubungan dengan kajian di atas.
1.6.  Sistematika Uraian
Makalah ini akan menyajikan sistematika uraian, sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Perumusan Masalah
1.3. Tujuan Pembahasan
1.4. Manfaat pembahasan
1.5. Prosedur Pemecahan Masalah
1.6. Sistematika Uraian
BAB II PEMBAHASAN
2.1.   Pengertian Sekolah Unggul
2.2.   Konseptualisasi Sekolah Unggul
2.3.   Tujuan dan Kedudukan Sekolah Unggul
2.4.   Karakteristik Sekolah Unggul
2.5.   Kurikulum Sekolah Unggul
2.6.   Analisa Sekolah Unggul
2.7.   Contoh Sekolah Unggul Nasional
BAB III KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA


BAB II
PEMBAHASAN

2.1.  Pengertian Sekolah Unggul
Sekolah unggul merupakan alternative dalam pendidikan yang menekankan kepada kemandiriaan dan kreatif sekolah yang memfokuskan pada perbaikan proses pendidikan. Konsep ini dikemukakan oleh Edward (1979) yang diperkenalkan oleh teori effective school, yang menekankan pentingnya pemimpin tangguh dalam mengelola sekolah. Sekolah unggul menggunakan strategi peningkatan budaya mutu, strategi pengembangan kesempatan belajar, strategi memelihara kendali mutu (quality control), strategi penggunaan kekuasaan, pengetahuan dan informasi secara efisien.
Sekolah unggul adalah sekolah yang dikembangkan untuk mencapai keunggulan yang dihasilkan (out put) dari pendidikannya. hal ini berarti bahwa sekolah unggul dikembangkan sebagaimana sekolah-sekolah konvensional lain yang telah berkembang selama ini dengan memberikan perlakuan yang standar kepada semua peserta didik. (Nanang Fattah, 2004: 110).
Pada prinsipnya sekolah sebagai satuan pendidikan tidak akan menjadi unggul dengan sendirinya, keunggulan sekolah tumbuh dan berkembang dari waktu kewaktu bilamana didukung oleh manajemen yang berwawasan keunggulan. Disisi kepala sekolah selaku manajer pendidikan, bersama stake holders lainya berusaha mewujudkan gagasan, ide, pemikiran dalam bentuk perilaku dan sikap manajerial yang terbaik untuk melakukan sesuatu secara konsisten dan berdisiplin dalam rangka merubah “status quo” agar sekolahnya menjadi semakin unggul.
Secara konseptual sekolah unggul dikelompokkan menjadi dua konsep sekolah yaitu : Pertama, sekolah unggulan parsial versus sekolah unggulan total. Kedua, sekolah unggulan hakiki dan sekolah unggulan assesori. Untuk sekolah unggulan parsial versus sekolah unggulan total adalah sekolah keunggulan pada komponen-komponen tertentu. Ada pandangan masyarakat pendidikan dan masyarakat umum bahwa sekolah dapat dikatakan unggul bilamana menghasilkan lulusan dengan nilai UAN atau transkip nilai yang tinggi. Kedua, sekolah unggulan total adalah sekolah dengan keunggulan pada semua komponen atau aspek, ada pandangan masyarakat pendidikan dan masyarakat umum bahwa sekolah dapat dikatakan unggulan bilamana mampu menghasilkan lulusan dengan nilai UAN atau transkip nilai yang tinggi melalui proses pembelajaran yang baik, dalam perspektif teoritik keunggulan tersebut dinamakan dengan keunggulan mutio dimensional. (Dr. Ibrahim Bafadal,  2002: 1-6).
Sekolah unggulan adalah sekolah yang mampu membawa setiap siswa mencapai kemampuannya secara terukur dan mampu ditunjukkan prestasinya tersebut.
Sekolah Unggulan adalah terjemahan bebas dari “Effective School”.                          An Effective School is a school that can, in measured student achievement terms, demonstrate the joint presence of quality and equity. Said another way, an Effective School is a school that can, in measured student achievement terms and reflective of its “learning for all” mission, demonstrate high overall levels of achievement and no gaps in the distribution of that achievement across major subsets of the student population.

Apa sebenarnya sekolah unggulan itu? Tentu kita tidak setuju jikasekolah unggulan hanya didefinisikan sebagai sekolah hebat yang berhasilmerekrut siswa-siswa yang ber-IQ tinggi, kemudian lulus dengan nilaiakademik yang sempurna, serta ditopang sarana dan prasarana yang mewahdan lengkap pula. Sampai detik ini silang pendapat mengenai definisi SekolahUnggulan terus terjadi. Hal ini mengakibatkan lahirnya tipe-tipe sekolahunggulan.
1.      Sekolah yang menerima dan menyeleksi siswa secara ketatdengan kriteria intelegensi dan prestasi akademik yang tinggi. Meski aktivitas belajar di sekolah tersebut tidak luar biasa bahkan cenderung ortodok, namun karena input-nya yang memang sudah unggul, maka output yang dihasilkantentu juga unggul.
2.      Sekolah yang menawarkan fasilitas serba mewah, tentunya dengan tebusan SPP yang melangit pula. Konon, sekolah-sekolah tipe ini uang pangkalnya saja bisa mencapai jutaan. Bagi masyarakat kelas bawah, pastilah mahal. Tapi, bagi masyarakat elit, kelas atas, itu adalah biasa. Buktinyasekolah-sekolah tipe ini selalu diserbu siswa.Tidak mahal menurut mereka dibandingkan biaya sekolah di luar negeri, dan memang sekolah ini dibangun untuk membendung arus warganegara Indonesia yang berbondong-bondong sekolah ke luar negeri. Otomatis prestasi akademik yang tinggi bukan menjadi acuan input untuk diterima disekolah ini, namun sekolah ini biasanya mengandalkan beberapa ³jurus´ pola belajar dengan membawa pendekatan teori tertentu sebagai daya tariknya.Sehingga output yang dihasilkan dapat sesuai dengan apa yang dijanjikannya.
3.      Sekolah yang menekankan pada iklim belajar yang positif dilingkungannya. Sekolah tipe ini hendak mencetak input yang biasa-biasa sajamenjadi output yang istimewa dan luar biasa

2.2.   Konseptualisasi Sekolah Unggul
Sekolah unggul diselenggarakan karena ada beberapa tantangan pendidikan yang harus dihadapi di Indonesia sebagai berikut :
1.       Tantangan untuk meningkatkan nilai tambah (added value), yaitu bagaimana meningkatkan nilai tambah dalam rangka meningkatkan produktivitas nasional, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi, sebagai upaya untuk memelihara dan meningkatkan pembangunan berkelanjutan.
2.      Tantangan untuk melakukan pengkajian secara komprehensif dan mendalam terhadap terjadinya transformasi struktur masyarakat, dari masyarakat agraris ke masyarakat modern, menuju ke masyarakat industri yang menguasai teknologi dan informasi, yang implikasinya pada tuntutan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM).
3.      Tantangan dalam persaingan global yang semakin ketat. yaitu bagaimana meningkatkan daya saing Bangsa dalam menghasilkan karya-karya yang bermutu dan mampu bersaing sebagai hasil penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks).
4.      Munculnya kolonialisme baru di bidang iptek dan ekonomi menggantikan kolonialisme politik. dengan demikian kolonialisme kini tidak lagi berbentuk fisik, melainkan dalam bentuk informasi. Ketergantungan Bangsa kita pada Bangsa lain merupakan suatu bentuk kolonialisme baru yang menjadi semacam virtual enemy yag telah masuk ke seluruh pelosok dunia ini. Semua tantangan ini menuntut SDM Indonesia agar meningkatkan serta memperluas pengetahuan dan wawasan keunggulan, keahlian yang profesional, ketrampilan dan kualitasnya. (Indra Djati Sidi, 2001: 42-43)

2.3. Tujuan dan Kedudukan Sekolah Unggul
Tujuan sekolah unggul
            Secara khusus sekolah unggul bertujuan untuk menghasilkan output pendidikan yang memiliki keunggulan dalam hal :
Ø  Keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Ø  Nasionalisme dan patriotosme yang tinggi.
Ø  Wawasan iptek yang mendalam dan luas.
Ø  Motivasi dan komitmen yang tinggi untuk mencapai prestasi dan keunggulan.
Ø  Kepekaan social dan kepemimpinan.
Ø  Disiplin yang tinggi yang ditunjang kondisi fisik yang prima.

Kedudukan sekolah unggul dalam SISDIKNAS
Kedudukan sekolah unggul dalam SIKDISNAS merupakan :
§  Bagian dari sistem pendidikan nasional. Konsekwensisnya sekolah harus tunduk pada perundang-undangan yang ada. Meskipun begitu, sekolah unggul tetap memiliki keleluasan sesuai dengan misi dan tujuan serta status pengelolaannya.
§  Diproyeksikan untuk menjadi model dalam peningkatan mutu bagi sekolah di sekitarnya. (Atlan, 1997: 4).

Landasan Penyelenggaraan
Landasan penyelenggaraan sekolah  unggul yang dikelola pemerintah maupun swasta harus berlandaskan pada perundang-undangan dan kebijakan sebagai berikut:
1)      Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 50 ayat 1 dan 3.
2)      Undang-Undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahun 2005.
3)      Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 61 ayat 1.
4)      Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional tahun 2005-2009.
5)      Kebijakan Departemen Pendidikan Nasional tahun 2007 tentang pedoman Penjaminan Mutu Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.

2.4. Karakteristik Sekolah Unggul
Sebagai tolak ukur keunggulan sebuah institusi pendidikan menurut Diknas dan Depag sebagai institusi pemerintah yang bertanggung jawab dalam bidang pendidikan, terletak pada dimensi :
1)      Masukan (input, intake) berupa siswa yang diseleksi secara ketat menggunakan kriteria tertentu dan prosedur yang dapat dipertanggung jawabkan.
2)      Sarana dan prasarana yang menunjang.
3)      Lingkungan belajar yang kondusif.
4)      Guru dan tenaga kependidikan mempunyai kualifikasi mutu yang baik.
5)      Kurikulum yang diperkaya (dilakukan pengembangan dan improvisasi secara maksimal).
6)      Rentang waktu belajar yang lebih panjang.
7)      Proses belajar-mengajar yang berkwalitas dan hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
8)      Nilai lebihnya terletak pada perlakuan tambahan diluar kurikulum Nasional melalui pengembangan materi kurikulum, program pengayaan dan perluasan, percepatan,  pengajaran, remedial, pelayanan bimbingan dan konseling, pembinaan ekstrakurikuler.
9)      Diproyeksikan untuk menjadi pusat keunggulan bagi sekolah-sekolah disekitarnya. (Depdikbud RI, 1993: 5).
Beberapa indikator yang menunjukkan sekolah itu unggul yaitu:
1)      Sekolah memiliki visi dan misi untuk meraih prestasi yang tinggi.
2)      Semua personel sekolah memiliki komitmen yang tinggi untuk berprestasi.
3)      Adanya program pengadaan staf sesuai dengan perkembangan IPTEK.
4)      Adanya kendali mutu yang terus-menerus (quality control).
5)      Adanya perbaikan mutu yang berkelanjutan (Continous quality improvement).
6)      Adanya komunikasi dan dukungan insentif dari orang tua murid dan masyarakat. (Nanang Fattah, 2004: 110-111).
Menurut Cyril Poster bahwasanya sekolah unggul mempunyai ciri-ciri bahwasanya sekolah tersebut tidak terjebak pada kurikulum tunggal serta cara tunggal terbaik dalam mengajar, cara pencarian efektifitas atas dasar nilai test semata. (Cyril Poster, 2000: 16).
Ada beberapa faktor yang harus dicapai sekolah bisa dikatakan unggul  yaitu :
1)      Kepemimpinan kepala sekolah yang professional.
Kepala Sekolah profesional dalam paradigma baru manajemen pendidikan akan memberikan dampak positif dan perubahan yang cukup mendasar dalam pembaruan sistem pendidikan di sekolah. Kepala Sekolah seharusnya memiliki kemampuan dan pemahaman yang menonjol.
Dari beberapa penelitian, tidak didapati sekolah yang maju namun dengan kepala sekolah yang bermutu rendah.Penelitian Standfield, dkk (1987) selama 20 bulan di Sekolah Dasar Garvin Missouri dan Gibbon (1986) di sekolah-sekolah negeri di Ohioselama tahun ajaran 1982/1983, keduanya menemukan bahwa perankepala sekolah yang efektif dan profesional mampu mengangkat namasekolah mereka sehingga mampu memperbaiki prestasi akademik mereka.
Dampak tersebut antara lain terhadap efektifitas pendidikan,kepemimpinan sekolah yang kuat, pengelolaan pendidikan yang efektif, budaya mutu, team work yang kompak, cerdas, dinamis, transparansimanajemen, kemauan untuk berubah (psikologis dan fisik), evaluasi dan perbaikan berkelanjutan, responsif dan antisipatif terrhadap kebutuhan,akuntabilitas, dan sustainabilitas
2)      Guru-guru yang tangguh dan professional.
Guru merupakan ujung tombak kegiatan sekolah karena berhadapan langsung dengan siswa. guru yang professional mampu mewujudkan harapan-harapan orang tua dan kepala sekolah dalam kegiatan sehari-hari di dalam kelas.
Guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar, pendidik dan pelatih haruslah memiliki potensi-potensi sebagai berikut:
*      Academic Potential, meliputi advanced and innovative knowledge, integrated and comprehensive knowledge, popular information, teaching-learning material development, selecting use of effective resource.
*      Professional Potential, yaitu appopriate approaches, effective teaching methods application, creative, innovative teaching techniques, teaching administration, designing instruction, assessing student learning, local & international curriculum contents, teaching-learning information technology.
*      Managerial Potential, yaitu student management, managing classroom procedures, classroom action research, instructional management.
*      Social Potential, yaitu effective communications, facilitating students in cognitively simulating activities, school culture environment of respect and support.
*      Ethical Potential, yaitu moral development (akhlaqul karimah), sabar dan tabah.
3)      Memiliki tujuan pencapaian filosofi yang jelas.
Tujuan filisofis diwujudkan dalam bentuk Visi dan Misi seluruh kegiatan sekolah. Tidak hanya itu, Visi dan Misi dapat dicerna dan dilaksanakan secara bersama oleh setiap elemen sekolah.
4)      Lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran.
Lingkungan yang kondusif bukanlah hanya ruang kelas dengan berbagai fasilitas mewah, lingkungan tersebut bisa berada di manapun selama lingkungan tersebut dapat memberikan dimensi pemahaman belajar secara menyeluruh bagi siswa.
5)      Jaringan organisasi yang baik dan solid.
Ke-solid-an jaringan organisasi kerap dipahami secara keliru oleh sebagian pimpinan sekolah sebagai jaringan komando (instruktif top-down atauketundukan bawahan terhadap atasan). Padahal jaringan organisasi bisadinilai solid jika mengakomodasikan seluruh elemen atau stakeholder  pendidikan; dari pimpinan sekolah, guru, orangtua, masyarakat, sampai ketingkat siswa itu sendiri.
Jelas, organisasi yang baik dan solid baik itu organisasi guru, orang tua akan menambah wawasan dan kemampuan tiap anggotanya untuk belajar dan terus berkembang. Serta perlu pula dialog antar organisasi tersebut,misalnya forum orang tua murid dengan forum guru dalam menjelaskanharapan dari guru dan kenyataan yang dialami guru di kelas
6)      Kurikulum yang jelas.
Permasalahan di Indonesia adalah kurikulum yang sentralistik dimana Diknas membuat kurikulum dan dilaksanakan secara nasional. Dengan hanya memuat 20% muatan lokal menjadikan potensi daerah dan kemampuan mengajar guru dan belajar siswa terpasung.
Selain itu pola evaluasi yang juga sentralistik menjadikan daerah semakin tenggelam dalam kekayaan potensi dan budayanya. Ada baiknya kemampuan membuat dan mengembangkan kurikulum disesuaikan di tiap daerah bahkan sekolah. Pusat hanya membuat kisi-kisi materi yang akan diujikan secara nasional. Sedang pada pelaksanaan pembelajaran diserahkan kepada daerah dan tiap sekolah menyusun kurikulum dan target pencapaian pembelajaran sendiri. Diharapkan akan muncul sekolah unggulan dari tiap daerah karena memiliki corak dan pencapaian sesuai dengan potensinya. Seperti misalnya sekolah di Kalimantan memiliki corak dan target pencapaian mampu mengolah hasil hutan dan tambang, juga potensi seni dan budaya mampu dihasilkan sekolah-sekolah di Bali.
7)      Evaluasi belajar yang baik berdasarkan acuan patokan untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran dari kurikulum sudah tercapai. Bila kurikulum sudah tertata rapi dan jelas, akan dapat teridentivikasi dan dapat terukur target pencapaian pembelajaran sehingga evaluasi belajar yang diadakan mampu mempetakan kemampuan siswa.
8)      Partisipasi orang tua murid yang aktif dalam kegiatan sekolah.
Di sekolah unggulan manapun, selalu melibatkan orang tua dalam kegiatannya. Kontribusi yang paling minimal sekali adalah memberikan pengawasan secara sukarela kepada siswa pada saat istirahat. Pada proses yang intensif, orang tua dilibatkan dalam proses penyusunan kurikulum sekolah sehingga orang tua memiliki tanggung jawab yang sama di rumah dalam mendidik anak sesuai pada tujuan yang telah dirumuskan. Sehingga terjalin sinkronisasi antara pola pendidikan di sekolah dengan pola pendidikan dirumah.(http://www.schoolparents.canberra.net.au/effective_schools/02/04/2012).

2.5. Kurikulum Sekolah Unggul
Kurikulum sekolah unggul harus memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi dan cukup representative, esensial, multivalensi dan menarik yang tercermin dalam topik bahasan dengan kriteria sebagai berikut :
*      Suatu topik dalam kurikulum harus diperlukan oleh peserta didik untuk memperoleh pengetahuan dan ketrampilan sebagai bekal untuk terjun ke masyarakat atau untuk kepentingan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
*      Berperan sebagai prasarat dan atau tumpuan bagi topik-topik lain.
*      Mempunyai tingkat keterpakaian (applicability) yang lebih luas sehingga mempunyai kemungkinan penggunaan yang lebih besar untuk menyesuaikan diri terhadap situasi yang selalu berubah dan berkembang.
*      Menumbuhkan minat dan daya tari/k yang besar untuk mempelajarinya, baik untuk pengembangan pengetahuan dasarnya maupun kegunaannya yang bersifat praksis dalam kehidupan peserta didik sehari-hari. (Ahmad Tholhah, 2001: 20-21).
Selain kurikulum yang harus dikembangkan dengan baik dalam sekolah unggulan, maka sistem pembelajaranpun perlu dikembangkan dengan baik yaitu active and cooperative learning, diantaranya:
*      problem-based learning, yaitu strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa, yang bersama-sama membentuk kelompok kecil memecahkan masalah dan merefleksikan pada pengalamannya, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator.
*      inquiry-based learning, pembelajaran yang aktif dan berpusat pada siswa, yang di fokuskan pada kegiatan bertanya atau berpikir kritis dan pemecahan masalah.
*      project-based learning, pembelajaran yang di fokuskan pada pengembangan pembuatan produk atau pembuatan karya.
*      ICT-based learning, proses pembelajaran didukung oleh fasilitas internet, LCD dan Hot spot program.
*      creative Teaching Techniques, langkah-langkah pembelajaran dengan membiasakan anak didik melakukan; observation/experiment, recording, analysis, presentation & discussion.
*      contextual teaching and learning, membantu mengkaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia.

2.6. Analisa Sekolah Unggul
Kata unggul yang ada dibelakang kata sekolah menyiratkan superioritas atas sekolah lain, sekaligus menunjukkan kesombongan intelektual yang sengaja ditanamkan lingkungan sekolah atas sekolah yang kurang bermutu. Padahal dinegara-negara maju untuk menunjukkan sekolah yang bermutu, tidak digunakan istilah unggulan (excellent), melainkan effective, develop, accelerate dan essential.
Dari segi ukuran muatan, sekolah yang menamakan unggulan kebanyakan hanya diukur dari kemampuan intelektual akademis semata. Mestinya sekolah mampu meningkatkan kualitas kepandaian dan kreativitas sekaligus menggunakan sumber daya yang dimiliki untuk mendorong prestasi anak didik secara optimal, tidak hanya kemampuan akademis saja tapi juga mengembangkan potensi psikis, etik, moral, religi, emosi, spirit, kreativitas dan intelegensi.
Seleksi input sekolah unggulan masih sulit dilaksanakan secara obyektif sesuai aturan yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan karena masih terdapat toleransi input bagi orang tua peserta didik yang berpengaruh dalam masyarakat.
Selama ini yang terjadi sekolah unggulan dimonopoli oleh pemegang otoritas pendidikan, seperti Depdiknas. Sekolah unggulan diterapkan sekedar menciptakan prestasi anak didik, kurikulum dirancang sarat muatan, diajar guru berkualitas, dengan sarana-prasarana yang bagus, tapi biayanya sangat mahal. Padahal sekolah unggulan kemungkinan dapat dicapai bila seluruh sumber daya sekolah dimanfaatkan secara optimal. Mulai dari tenaga administrasi, pengembang kurikulum, tenaga pendidik, termasuk masyarakat harus dilibatkan secara berdaya guna. Karena semua sumber daya itu akan dapat menciptakan iklim dan kultur yang mampu membentuk keunggulan sekolah.
Dalam pandangan penulis, ada beberapa kelemahan yang dimiliki sekolah unggulan diantaranya :
1)      Sekolah unggulan kebanyakan mengantungkan legitimasi pemerintah dan bukan inisiatif masyarakat, sehingga penetapan sekolah unggulan cenderung bermuatan politis daripada edukatif. Kalau sekolah unggulan didasarkan pada pengakuan masyarakat, pemerintah tidak perlu mengucurkan dana besar akan tetapi masyarakatlah yang memikirkan biayanya.
2)      Sekolah unggulan pada umumnya melayani golongan kaya (the have), sementara golongan miskin (the have not) masih terpinggirkan .Sehingga menyebabkan tertutupnya akses dan kesempatan yang sama bagi peserta didik untuk memperoleh pendidikan semua jenjang, jenis, dan tingkatan.
3)      Profil sekolah unggulan hanya dilihat dari karakteristik prestasi berupa Indeks Prestasi tinggi, bisa bayar mahal, tenaga pendidik baik, sarana lengkap, dana sekolah besar dan kegiatan belajar-mengajar berikut pengelolaaanya baik. Hal tersebut sebenarnya wajar mengingat bahannya bagus, diproses ditempat bagus dan dengan cara yang bagus hingga out put-nya bagus.
Walaupun terdapat beberapa kelemahan sekolah unggulan akan tetapi sekolah unggul (dalam arti sekolah yang efektif) sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan prestasi pendidikan Indonesia, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Sehingga tidak hanya didapati individu-individu saja yang mampu berprestasi secara Internasional tetapi juga pendidikan Indonesia secara global. Selanjutnya perlu adanya redefinisi dan pemikiran kembali mengenai konsep sekolah unggul.
Pada akhirnya sekolah unggulan (Sekolah Bertaraf Internasional)adalah program bersama seluruh masyarakat, yang tidak hanya dibebankan kepada pemerintah, sekolah dan orang tua secara perorangan. Namun menjadi tanggung jawab bersama dalam peningkatan SDM Indonesia.

2.7. Contoh Sekolah Unggulan Nsional
  











SMP Islam Terpadu INSAN MUBARAK Jakarta (Boarding School)
Sekolah Unggulan Nasional Berbasis Al-Qur'an,

Sekilas Tentang
SMPIT INSAN MUBARAK Jakarta (Boarding School)



Pendahuluan :
Salah satu tugas utama manusia adalah membangun peradaban yang robbani                       (Qs. 2 : 30) yaitu bersendi pada nilai-nilai ke-Tuhanan, moralitas dan berkeadilan. Karakter ini diharapkan mampu menciptakan kehidupan manusiawi, damai dan sejahtera. Untuk merealisasikannya dibutuhkan SDM yang meyakini dan komitmen dengan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan. Karenanya Yayasan Al-Mubarak menghadirkan SMPIT Insan Mubarak yang bertujuan melahirkan SDM yang dapat menjadi kontributor positif dalam membangun peradaban Islam di masa yang akan datang
Insan Mubarak Secara Harfiah “Insan yang diberkahi Alloh” dan Secara Filosofis “Manusia yg berintelektual tinggi, bermoral terpuji, berhati bersih yang akan mengantarkan bangsa Indonesia meraih keberkahan” Allah Berfirman yang Artinya : Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat." [Al-Mujaadilah:11] dan firman Allah : Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hambanya, hanyalah ulama." [Al- Fathirv: 28]

VISI Pendidikan
Menjadi Sekolah Unggulan Nasional berbasis Al-Qur’an

MISI Pendidikan
*      Membentuk SDM yang beraqidah lurus, beribadah benar, berakhlak terpuji, berwawasan luas, mandiri dan berketerampilan.
*      Memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa dalam mengembangkan kehidupannya (life skill).
*      Membekali siswa/siswi dengan hafalan dan pemahaman Al-Qur’an yang benar.

Tujuan Pendidikan
*      Membentuk SDM yang beraqidah lurus, beribadah benar, berakhlak terpuji, berwawasan luas, mandiri dan berketerampilan.
*      Memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa dalam mengembangkan kehidupannya (Life Skill).
*      Mencetak siswa/siswi yang sehat dan kuat jasmani dan rohani.
*      Mewujudkan pendidikan Al Mubarak sebagai sekolah unggulan berskala nasional.
*      Membekali siswa/siswi dengan hafalan dan pemahaman Al Qur’an yang benar

Mengapa SMP Islam Terpadu Insan Mubarak Menjadi Pilihan ?
Terletak di kota Jakarta
Siswa tinggal dalam asrama yang aman dan kondusif dan Setiap asrama dibina serta dimonitoring oleh 2 musyrif/musyrifah yang kompeten dan berakhlakul karimah.
Memberlakukan Bahasa arab dan bahasa Inggris dalam percakapan sehari-harinya.
Proses Pesantren menyatu dengan masyarakat sekitar sehingga santri akan mendapatkan pengalaman bergaul dengan lingkungan dan memiliki kehidupan sosial yang relatif fleksible dan moderat.
Biaya terjangkau
Dibina oleh tenaga pengajar lulusan universitas negeri dan swasta terkemuka
Berpeluang diterima di SMUunggulan, karena kuota untuk alumni non DKI hanya 3% sd 5 %
Lembaga pendidikan dengan metode tarbiyah islamiyah yang integral baik di sekolah atau di pesantren

Dimensi Keunggulan Siswa Insan Mubarak (Unggul Dalam Agama, Sains, bahasa dan Moralitas)
1)      Agama
         Kualitas penguasaan ilmu agama
         Moralitas terpuji
         Hafalan Al-Qur'an minimal 3 juz
         Mampu berpidato dengan bahasa Arab & Inggris
         Menguasai Bahasa Arab
2)      Sains
         Nilai rata-rata siswa 7,5 pada setiap bidang
         Teruji dalam berbagai lomba sains
3)      Pendekatan Pengajaran
         Active Learning
         Multiple Intelegentia
         Contextual Teaching & Learning
4)      Berimbang
         Antara penguasaan sains dan agama
         Antara kualitas jasmani dan rohani
         Antara pribadi dan sosial
         Antara teori dan praktek
5)      Standarisasi Kelulusan
         Memenuhi syarat di terima di sekolah unggulan
         Dapat berkomunikasi dengan bhs. Arab dan Inggris
         Berakhlak terpuji dan rajin dalam ibadah
         Hafal Al-Qur'an minimal 3 juz

Karakteristik Konsep

1.      Bersifat Terpadu
2.      Sasaran : IQ, EQ dan SQ
3.      Proses : Metodologi yang Integral dan Utuh
4.      Sarana : Sekolah, Masjid, Masyarakat dan Keluarga
5.      Menggunakan Berbagai Macam Pendekatan Modern (Active Learning, Multiple Intelegentia dan Contextual Teaching & Learning)
6.      Bersifat Berimbang (antara penguasaan sains dan agama, antara kualitas jasmani dan rohani, antara pribadi dan sosial, antara teori dan praktek, strategi pencapaian, target lulusan, kurikulum diknas, kurikulum lokal, ditunjang dengan lab sains lab komputer, ruang multimedia, ruang kelas khusus untuk program unggulan, alat peraga dan perpustakaan, sarana olah raga, sarana bermain, sarana organisasi siswa, lomba skala nasional, kegiatan kemasyarakatan, dan program khusus/unggulan).
7.      Sarana dan Prasarana Pendidikan (lab sains, lab komputer, ruang multimedia, asrama, lab bahasa, ruang kelas khusus untuk program unggulan, alat peraga, perpustakaan, sarana olah raga, sarana bermain, sarana organisasi siswa, masjid jami’ al-mubarak yang megah).
8.      Kegiatan Ekstrakurikuler (kegiatan penalaran, keterampilan komputer, life skill, bahasa asing (Arab, Inggris, Jepang)
9.      Kegiatan Minat dan Kegemaran (seni islami (seperti : baca al-qur’an, marawis, kaligrafi, nasyid), dan ceramah/pidato
10.  Kegiatan Olahraga (basket, sepak bola, volley, tenis meja, renang, bela diri, outbond).
11.  Metode Pendidikan (pendidikan keteladanan, pendidikan adat kebiasaan, bimbingan dan nasehat, tafakur dan ibroh atas peristiwa / kejadian, pendidikan dengan memberikan perhatian, pendidikan dengan memberikan hukuman, memberikan kisah dan cerita, motivasi dan berfikir positif, dan pemanfaatan waktu kosong / keterampilan).
12.  Schedule Harian
Pesantren Al-Qur’an Smpit
04.00-05.00 : Qiyamulail,Shalat subuh dan Tilawah
05.00-06.00 : Pemberian Mufradat /vocabulary
06.00-07.00 : Persiapan Ke sekolah
07.00-15.00 : Classical Learning
15.00-15.30 : Shalat Ashar
15.30-16.00 : Tahsin Tahfidz
16.00-17.00 : Fun With Language
17.00-18.00 : Istirahat/MCK,shalat Maghrib
18.00-19.30 : Tahsin Tahfidz
19.30-21.00 : Tutorial/Belajar
21.00 -03.30 : Tidur Malam

Classical Learning
07.00-09.30 : Masuk sekolah & kegiatan belajar (KBM I)
09.30-10.00 : Istirahat KBM sesi I (Umum)
10.00-12.00 : KBM Sesi II
12.00-14.00 : Istirahat Makan dan tidur siang
14.00-15.00 : KBM sesi III (Umum)
15.00-15.30 : Sholat Asar
15.30-17.00 : KBM Sesi IV (Program Pesantren)
17.00-18.0     Istirahat , MCK
13.  Kajian Unggulan Pesantren (Kajian Kitab Kuning / Riyadhusholihin / Tafsir , KH. Buchori Yusuf, Lc, MA (Alumni Madinah), Pengisi Training, Life Skill & Motivasi, Ust. Ayi M. E. Kosasih, S.IP (Alumni Kuwait & FISIP HI), Pengisi Fiqh Sunah / Fiqh Ibadah, Ust. M. Amin, Lc (Alumni LIPIA Saudi), Pengarah Sains, dan Dip. Ing Candisar MH (Alumni Jerman).
14.  Variasi Kegiatan Siswa (out bond, life skill, Muhadhoroh/ Berpidato 3 Bahasa, Bela Diri, Berenang, Kajian Kitab, Halaqoh Tarbawiyah, Riyadhoh (olahraga), Marawis, Kepanduan, Nasyid, Seni Baca Al-Qur,an, Bioskop Pendidikan, dan Daurah Islamiyah (Islamic Training).
(http://obpend.blogspot.com/2010/11/profila-sekolah-islam-unggulan-nasional.html/05/05/2012.)



























BAB III
KESIMPULAN

Penyelenggaraan sekolah Unggul pada dasarnya merupakan amanat Undang-Undang pada pasal 31 dan UUSPN No 20 tahun 2003 pasal 3 bahwasanya pendidikan harus mampu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Selain itu tuntutan globalisasi untuk menghasilkan masyarakat yang unggul dan terampil menuntut pula adanya suatu formulasi dari system pendidikan yang mampu mencetak out put pendidikan yang berkualitas.
Akan tetapi pada kenyataannya, kebanyakan sekolah unggul hanya memfasilitasi kalangan masyarakat yang mampu. karena sekolah yang unggul hanya bisa dinikmati jika peserta didik bisa membayar dengan harga mahal. selain itu masih terdapat beberapa kelemahan yang lain. Walaupun begitu sekolah unggul dalam arti sekolah efektif sangat diperlukan tetapi juga harus betul-betul mampu menciptakan out put yang tidak hanya unggul dalam bidang akademis saja melainkan juga mempertimbangkan aspek psikis, etik, moral, religi, emosi, spirit, kreativitas dan intelegensi.
Selain itu bagi sekolah yang merintis sekolah unggul harus mampu memberikan jaminan kepada semua aspek yang berkepentingan bahwa dalam sistem penyelenggaraan, komponen-komponen pendidikan, dan hasil-hasil pendidikannya yang dicerminkan dalam indikator kinerja kunci tambahan adalah benar-benar telah menunjukkan ciri-ciri keinternasionalan.


2.8.             
DAFTAR PUSTAKA

Atlan, Wawasan Keunggulan Sebagai Salah Satu Model Pelaksanaan Pengembangan Sekolah Seutuhnya. Surabaya: Nara Qualita, 1997.
Bafadal, Ibrahim.  Strategi Membangun Sekolah Unggulan di Era OTODA, Makalah SOB, Pebruari 2002.
Fattah, Nanang. Konsep Manajemen Berbasis Sekolah dan Dewan Sekolah. Bandung: Bani Quraisy, 2004.
Fakih, Mansour. Pendidikan Popular: Membangun Kesadaran Kritis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001.
Haryana, Kir. Konsep Sekolah Bertaraf Internasional Pada Jenjang Pendidikan SMP, Artikel dalam Pelangi Pendidikan edisi III/Juli, 2007.
Indar, Djumberansyah. Filsafat Pendidikan. Surabaya: Karya Abditama. 1994.
Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 2007.
Peraturan Pemerintah RI No 19 tahun 2005.
Poster, Cyril. Gerakan Menciptakan Sekolah Unggul, Jakarta: Lembaga Indonesia Adidaya, 2000.
Sidi, Indra Djati. Menuju Masyarakat Belajar: Menggagas Paradigma Baru Pendidikan. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001.
Syaodih, Nana dkk.  Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah. Bandung: Refika Aditama, 2006.
S. Arcaro, Jerome. Pendidikan Berbasis Mutu. terj. Quality in Education An Implementation Handbook. cet ke-IV. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.
Tim Penyusun. Sistem Penyelenggaraan Sekolah Unggul. Jakarta: Depdikbud RI, 1993.
Tholhah, Ahmad. Problematika Penggelolaan Sekolah Unggul, Tesis, Surabaya: IAIN,2001.
UUSPN. No 20/2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Citra Umbara, 2003.
http://obpend.blogspot.com/2010/11/profila-sekolah-islam-unggulan-nasional.html/05/05/2012


  









1 komentar: